Recent Post

Senin, 11 Februari 2013

psikologi


PENDAHULUAN
Dalam lingkup yang lebih khusus, terutama dalam konteks kelas, psikologi belajar atau psikologi pembelajaran banyak memusatkan perhatiannya pada psikologi dan pembelajaran. Fokusnya adalah aspek – aspek psikologis dalam aktivitas pembelajara, sehingga dapat diciptakan suatu proses pembelajaran yang efektif. Upaya tersebut, dapat dilakukan dengan mewujudkan prilaku mengajar yang efektif pada guru, dan mewujudkan prilaku belajar pada siswa yang terkait dengan proses pembelajaran.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa psikologi belajar mempunyai peranan besar dalam proses pembelajaran khususnya bagi kita sebagai calon guru. Maka, dalam makalah inipun mengangkat masalah psikologi belajar dan mencoba mengembangkan materi dari hubungan perkembangan terhadap proses belajar.
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai proses pematangan (khususnya pematangan fungsi kognitif), proses belajar dan pembawaan atau bakat. Karena ketiga hal berkaitan erat dan saling berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia tak terkecuali para siswa sebagai peserta didik kita. Dikarenakan apabila fungsi kognitif, bakat dan proses belajar seorang dalam keadaan positif, hampir dapat dipastikan siswa tersebut akan mengalami proses perkembangan kehidupan secara mulus. Akan tetapi, asumsi yang menjanjikan ini belum tentu terwujud, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan siswa dalam menuju cita-cita bahagianya.


A.    Pengertian Psikologi Belajar
Psikologi Belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari dua kata, yaitu psikologi dan belajar. Psikologi berasal dari bahsa Yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa. Dalam perkembangan selanjutnya, karena kontak dengan berbagai disiplin ilmu, maka lahirlah bermacam-macam definisi psikologi yang satu sama lain berbeda, seperti berikut :
1.      Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life)
2.      Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind)
3.      Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior)
Menurut Crow and Crow, psichology is the study of human behavior and human relationship. Dari batasan tersebut diatas jelas bahwa yang di pelajari oleh psikologi adalah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik yang berupa manusia lain (human relationship) maupun yang bukan manusia seperti hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya.
Pengertian tingkah laku dalam batasan ini mempunyai arti yang luas, meliputi tingkah laku yang nyata (eksplitasi; terbuka) seperti berbicara, membaca, tertawa, melompat, dan sebagainya dan tingkah laku yang tak nyata (implitasi; tertutup) seperti berfikir, mengingat, merasakan, menghendaki, dan sebagainya. Tingkah laku yang tak nyata itu merupakan proses yang tidak dapat di amati. Karena gejala-gejalanya dalam bentuk berfikir, mengingat merasakan, berkehendak, dan sebagainya, maka tingkah laku yang tak nyata itu berubah jadi tingkah laku nyata itu berubah menjadi tingkah laku nyata atau tingkah laku terbuka. Psikologi lebih banyak dikaitkan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga bagaimana memahami bagaimana manusia berfikir dan berperasaan.
Sedangkan belajar itu sendiri secara sederhana dapat diberi definisi sebagai aktifitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah di pelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitar. Perkembangan dalam arti belajar, dipahami sebagai perubahan yang relatif permanen pada aspek psikologis. Individu yang berubah karena gila, mabuk, atau cedera fisik, bukanlah termasuk kategori belajar, walaupun mempengaruhi jiwanya untuk sementara. Jadi, psikologi adalah sebuah disiplin psikologi yang berisi teori-teori psikologi mengenai belajar, terutama mengupas bagaimana cara individu belajar atau melakukan pembelajaran.[1]


B.     Ruang Lingkup Psikologi Belajar
Sebagai sebuah disiplin ilmuyang merupakan cabangdari psikologi, yang kajiannya dikhususkan pada masalah belajar memiliki ruang lingkup di sekitar masalah belajar saja. Jangan bingung bila ruang lingkup psikologi belajar terdapat juga dalam kajian psikologi pendidikan. Karena memang psikologi pendidikan sebagai ilmu terapan (applied science) berusaha menerangkan masalah belajar menurut prinsip-prinsip dan fakta-fakta mengenai tingkah laku manusia yang telah di tentukan secara ilmiah. Karenanya masalah belajar mendapat sorotan yang besar dalam psikologi pendidikan.
Psikologi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga pokok bahasan, yaitu masalah belajar, proses belajar, dan situasi belajar.
1.      Pokok Bahassan Mengenai Belajar
a)      Teori-teori belajar
Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme,  teori belajar kognitivisme, dan  teori belajar konstruktivisme.[2]
b)      Prinsip-prinsip belajar
c)      Hakikat belajar
d)     Jenis-jenis belajar
e)      Aktivitas-aktivita belajar
f)       Belajar efektif
g)      Karakteristik perubahan hasil belajar
h)      Manifestasi perilaku belajar
i)        Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
2.      Pokok Bahasan Mengenai Proses Belajar
a)      Tahapan perbuatan belajar
b)      Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi selama belajar
c)      Pengaruh pengalaman belajar terhadap perilaku individu
d)     Pengaruh motivasi terhadap perilaku belajar
e)      Siknivikasi perbedaan individual dalam kecepatan memproses kesan dan keterbatasan kapasitas individu dalam belajar
f)       Masalah proses lupa dan kemampuan individu memproses perolehannya melalui transfer belajar.
3.      Pokok Bahasan Mengenai Situasi Belajar
a)      Suasana dan keadaan lingkungan fisik
b)      Suasana dan keadaan lingkungan non fisik
c)      Suasana dan keadaan lingkungan sosial
d)     Suasana dan keadaan lingkungan non sosial


C.    Metode Psikologi Belajar
Ada beberapa metode riset yang sudah lazim digunakan dalam psikologi, yaitu sebagai berikut.
1)      Metode Eksperimen (Eksperimental Method)
Maksud di lakukannya eksperimen dalam psikologi adalah untuk menguji keyakinan atau pendapat tentang tingkah laku manusia dalam situasi atau kondisi tertentu.  Dengan kata lain eksperimen dilakukan dengan anggapan bahwa semua situasi atau kondisi dapat dikontrol dengan teliti, yang keadaannya berbeda dari observasi yang terkontrol. Melalui usaha eksperimen demi eksperimen kemudian kebenaran-kebenaran psikologis yang semula didasarkan atas terkaan, pemikiran, dan renungan, saat ini didasarkan atas percobaan-percobaan(eksperimen). Untuk mendukung pelaksanaan eksperimen, paling tidak menggunakan dua kelompok yang diperbandingkan. Kelompok pertama sebagai kelompok “kontrol” dan kelompok kedua sebagai kelompok “eksperimen”. Studi eksperimen, selain dilakukan dilapangan, yaitu dalam suasana kelas, juga digunakan di laboraturium untuk individu atau sekelompok individu dan hewan.
2)      Metode Observasi
Metode Observasi adalah metode untuk mempelajari gejala kejiwaan melalui pengamatan dengan sengaja, teliti, dan sistematis. Sejauh yang dapat dilakukan, observasi bisa dibedakan menjadi dua, yaitu metode instrospeksi dan metode ekstrospeksi.
a.       Metode instropeksi
Metode Introspeksi adalah metode untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaan dengan jalan meninjau gejala-gejala jiwa sendiri secara sengaja, teliti, dan sistematis. Dalam melakukan instropeksi (intro = ke dalam; spectare = melihat) tak  mungkin memberi hasil yang baik, karena tidak ada orang yang dapat mempelajari peristiwa-peristiwa jiwanya sendiri secara objektif. Keberatan-keberatan terhadap metode introspeksi adalah bahwa introspeksi yang diselidiki hanya sebagian yang disadari saja. Sedangkan bagian yang tidak di sadari tidak ikut diselidiki, juga hal yang dapat merendahkan diri sendiri terkadang disembunyikan karena malu dan sebagainya.
b.      Metode Ekstropeksi
Metode Ekstropeksi adalah metode untuk memplajari gejala-gejala kejiwaan dengan jalan mempelajari peristiwa-peristiwa jiwa orang lain dengan teliti dan sistematis. Atau metode yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis oleh satu atau lebih dari seorang. Dengan sengaja artinya pengamatan itu dilakukan dengan sadar dan tujuan yang jelas. Sedangkan dengan sistematis artinya pengamatan itu dilakukan dengan terencana dan dengan cara-cara tertentu yang telah disiapkan sebelumnya.penggunaan metode ini dapat dimanfaatkan untuk membantu mendiagnosa kesulitan anak belajar disekolah.

3)      Metode Genetik (The Genetic Method)
Metode ini, juga disebut metode perkembangan (development method) merupakan teknik observasi yang digunakan untuk meneliti masa pertumbuhan mental dan fisik anak dan juga hubungannya dengan anak-anak lain dan orang-orang dewasa, yakni perkembangan sosialnya, kemudian dicatat dengan cermat. Pendekatan bisa menempuh satu atau dua pendekatan sekaligus, yaitu cross-sectioonal (horizontal) dengan longitudinal(vertikal).pendekatan cross-sectional (horizontal) digunakan untuk memperoleh dua data, misalnya, mengenai pertumbuhan kecerdasan, gerak, dan perasaan anak sejak lahir sampai masa tertentu. Sedangkan pendekatan longitudinal, antara lain dianggap tidak praktis dan bahkan sulit dilaksanakan. Sekalipun kedua pendekatan tersebut dapat dihasilkan data yang lebih valid, khususnya berhubungan dengan perubahan-perubahan pada umumnya, namun keduanya mengandung kelemahan, terutama pendekatan longitudinal, antara lain dianggap tidak praktis dan bahkan sullit dilaksanakan.

4)      Metode Riwayat Hidup atau Klinis
Metode riwayat hidup adalah untuk menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dengan jalan jalan mengumpulkan riwayat hidup sebanyak-banyaknya, baik yang ditulis sendiri maupun yang ditulis oleh orang lain. Dalam penyelidikan ini buku-buku harian dan kenang-kenangan besar sekali manfaatnya. Studi lewat metode riwayat hidup (the case history) ini biasanya penerapannya terbatas untuk mencoba memecahkan kesulitan-kesulitan belajar yang benar-benar dihadapi pelajar. Jadi, pendekatan ini pada pokoknya, tidak berhubungan dengan prinsip-prinsip psikologis atau pendidikan. Dan sebliknya, tujuan satu-satunya adalah diagnosis atau tretment.
Oleh sebab itu, studi kasus yang disusun secara hati-hati, sudah tentu akan memasukkan data mengenai latar belakang keluarga dan sosial, kesehatan jasmani dan perkembangan emosi, serta pengalamana pendidikan. Termasuk pula minat, hobi, dan kegiatan individu di masa sekarang, yang semuanya relevandengan masalh yang hendak dipecahkan. Namun metode ini juga memiliki kelemahan, antara lain tidak seluruh kejadian di masa lalu akan tetap dapat di ingat, sehingga keterangan-keterangan yang diberikan boleh jadi tidak objektif. Akibat lebih lanjut, kesimpulan yang ditarik pun akan jauh dari kebenaran.

5)      Metode Tes
Tes adalah suatu alat yang didalamnya berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan, untuk mendapatkan gambaran tentang kejiwaan seseorang atau sekelompok orang. Tes merupakan instrumen riset yang penting dalam psikologi masa sekarang. Ia digunakan untuk mengukur semua jenis kemampuan minat, bakat, prestasi, sikap, dan ciri kepribadian. Tes memungkinkan ahli jiwa memperoleh data dalam jumlah besar dari orang-orang tanpa banyak gangguan atas kebiasaan mereka sehari-haritanpa memerlukan perlengkapan laboraturium yang rumit. Pada umumnya suatu tes mengemukakan suatu situasi yang seragam pada sekelompok orang yang berbeda-beda pada aspek-aspek yang relevandengan situasi tersebut.
Tidak ada metode yang digunakan dalam psikologi belajar yang sratus persen baik, begitu pun sebaliknya. Untuk itu, dalam praktek, para ahli sering menggunakan lebih dari satu metode agar bisa saling melengkapi dan sekaligus data yang dihasilkan dapat dipercaya.dari laporan inilah pada gilirannya dapat ditelaah dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan praktek. Lebih-lebih sudah berulang kali diuji dan dibuktikan, yang kemudian melahirkan prinsip-prinsip yang secara empiris dapat dibenarkan dan dapat pula disampaikan secara efektif, sebagai salah satu persiapan kepada mereka yang berprofesi sebagai guru.

D.    Manfaat Mempelajari Psikologi
Psikologi belajar adalah sebuah disiplin ilmu yang memberikan wawasan kepada guru dan calon guru mengenai siapa anak didik dan bagaimana cara belajarnya. Hal-hal lain yang berhubungan dengan aktifitas belajar anak didik, juga dibicarakan di dalamnya. Semua itu penting untuk diketahui oleh guru dan calon guru dan berbagai manfaatnya bagi kepentingan pembelajaran disekolah tempat mengabdikan diri. Oleh karena itu, dalam konteks ini, ada beberapa manfaat yang dapat dipetik setelah mempelajari psikologi belajar, sebagai berikut.
a.       Dapat diperoleh ilmu pengetahuan tentang hakikat siapa anak didik dan bagaimana cara belajarnya, hakikat umum belajar dan syarat-syaratnya yang diperlukan agar peristiwa belajar dapat berjalan dengan baik, yang dapat dimanfaatkan dalam pengambilan kebijakan pembelajaran.
b.      Dapat diperoleh ilmu pengetahuan tentang teori-teori, prinsip-prinsip dan ciri-ciri khas perilaku belajar individu anak; yang dapat dimanfaatkan dalam memahami masalah belajar anak. Strategi belajar mengajar yang diperlukan pun menjadi lebih adabtable dan jauh dari dominasi guru.
c.       Dapat diperoleh ilmu pengetahuan bahwa setiap anak berbeda sebagai individu dalam belajar, yang mana dapat dimanfaatkan untuk melakukan pendekatan yang tepatdalam kegiatan belajar mengajar sesuai potensi individu anak masing-masing.
d.      Dapat diperoleh ilmu pengetahuan tentang belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang dapat dimanfaatkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif lagi kreatif dalam rangka meningkatkan hasil belajr yang optimal.
e.       Dapat diperoleh ilmu pengetahhuan bahwa pembawaan merupakan potensi anak yang tersedia yang dapat dirubah dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif di dalam kelas.
f.       Dapat diperoleh  ilmu pengetahuan tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan teori-teori, prinsip-prinsip, dan fungsi, serta teknik motivasi belajar, yang dapat dimanfaatkan dalam rangka pemberian motivasi kepada anak didik yang tidak atau kurang bergairah dalam belajar, sehingga diharapkan anak didik terlibat langsung dalam belajar.
g.      Dapat diperoleh ilmu pengetahuan tentang hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar anak, yang dapat dimanfaatkan oleh dengan tidak memaksakan kehendak sendiri kepada anak didik untuk dipaksa belajar, padahal anak didik belum siap belajar.
h.      Dapat diperoleh ilmu pengetahuan tentang kepastian belajar anak pada stadium umur tertentu, yang dapat dimanfaatkan dalam rangka pengalokasian waktu belajar dan sebagai bahan pertimbangan sampai sejauh mana tingkat keluasan dan kedalaman materi yang diprogramkan dalam kurikulum, sehingga dapat memperkecil tingkat kesulitan belajar anak didik dalam menyerap, mengolah, dan menyimpan informasi dalam memori otak.
i.        Dapat diperoleh ilmu tentang masalah lupa dan faktor-faktor penyebabnya, yang dapat dimanfaatkan dalam rangka manajemen pembelajaran yang kondusif dengan tujuan informasi baru yang dapat diserap, diolah, dan disimpan dengan baik dan tidak membuat anak didik melupakan informasi lama yang telah tersimpan dalam memori otak.
j.        Dapat diperoleh ilmu pengetehuasn tentang maslah transfer belajar, yang dapat dimanfaatkan untuk membantu anak didik untuk mentransfer perolehannya ke dalam situasi lain, sehingga penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran betul-betul mantap dan bermakna.




















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Psikologi belajar adalah sebuah disiplin ilmu yang memberikan wawasan kepada guru dan calon guru mengenai siapa anak didik dan bagaimana cara belajarnya. Hal-hal lain yang berhubungan dengan aktifitas belajar anak didik, juga dibicarakan di dalamnya. Semua itu penting untuk diketahui oleh guru dan calon guru dan berbagai manfaatnya bagi kepentingan pembelajaran disekolah tempat mengabdikan diri.
Oleh karena itu, dalam konteks ini, ada beberapa manfaat yang dapat dipetik setelah mempelajari psikologi belajar, sebagai berikut.
a.       Dapat diperoleh ilmu pengetahuan tentang hakikat siapa anak didik dan bagaimana cara belajarnya.
b.      Dapat diperoleh ilmu pengetahuan tentang teori-teori, prinsip-prinsip dan ciri-ciri khas perilaku belajar individu anak.
c.       Dapat diperoleh ilmu pengetahuan bahwa setiap anak berbeda sebagai individu dalam belajar.
d.      Dapat diperoleh ilmu pengetahuan tentang belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
e.       Dapat diperoleh ilmu pengetahhuan bahwa pembawaan merupakan potensi anak yang tersedia yang dapat dirubah.
f.       Dapat diperoleh  ilmu pengetahuan tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan teori-teori, prinsip-prinsip, fungsi dan teknik motivasi belajar.
g.      Dapat diperoleh ilmu pengetahuan tentang hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar anak.
h.      Dapat diperoleh ilmu pengetahuan tentang kepastian belajar anak pada stadium umur tertentu.
i.        Dapat diperoleh ilmu tentang masalah lupa dan faktor-faktor penyebabnya.
j.        Dapat diperoleh ilmu pengetehuasn tentang maslah transfer belajar.


[1] Bahri Djamarah, Syaiful (2009). PSIKOLOGI BELAJAR. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
[2]TEORI BELAJAR >> Teori Belajar Menurut Para Ahli | belajarpsikologi.com

0 komentar:

Posting Komentar