PENDAHULUAN
Dalam lingkup yang lebih khusus, terutama dalam konteks kelas,
psikologi belajar atau psikologi pembelajaran banyak memusatkan perhatiannya
pada psikologi dan pembelajaran. Fokusnya adalah aspek – aspek psikologis dalam
aktivitas pembelajara, sehingga dapat diciptakan suatu proses pembelajaran yang
efektif. Upaya tersebut, dapat dilakukan dengan mewujudkan prilaku mengajar
yang efektif pada guru, dan mewujudkan prilaku belajar pada siswa yang terkait
dengan proses pembelajaran.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa psikologi belajar mempunyai
peranan besar dalam proses pembelajaran khususnya bagi kita sebagai calon guru.
Maka, dalam makalah inipun mengangkat masalah psikologi belajar dan mencoba
mengembangkan materi dari hubungan perkembangan terhadap proses belajar.
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan adanya perhatian
khusus mengenai proses pematangan (khususnya pematangan fungsi kognitif),
proses belajar dan pembawaan atau bakat. Karena ketiga hal berkaitan erat dan saling
berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia tak terkecuali para siswa
sebagai peserta didik kita. Dikarenakan apabila fungsi kognitif, bakat dan
proses belajar seorang dalam keadaan positif, hampir dapat dipastikan siswa
tersebut akan mengalami proses perkembangan kehidupan secara mulus. Akan
tetapi, asumsi yang menjanjikan ini belum tentu terwujud, karena banyak faktor
yang berpengaruh terhadap proses perkembangan siswa dalam menuju cita-cita
bahagianya.
A.
Pengertian Psikologi Belajar
Psikologi Belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari dua kata,
yaitu psikologi dan belajar. Psikologi berasal dari bahsa Yunani, yaitu psyche
yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi
berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa. Dalam perkembangan selanjutnya,
karena kontak dengan berbagai disiplin ilmu, maka lahirlah bermacam-macam
definisi psikologi yang satu sama lain berbeda, seperti berikut :
1.
Psikologi
adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life)
2.
Psikologi
adalah ilmu mengenai pikiran (the science of mind)
3.
Psikologi
adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior)
Menurut Crow and Crow, psichology is the study of human behavior and
human relationship. Dari batasan tersebut diatas jelas bahwa yang di pelajari
oleh psikologi adalah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan
dunia sekitarnya, baik yang berupa manusia lain (human relationship) maupun
yang bukan manusia seperti hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya.
Pengertian tingkah laku dalam batasan ini mempunyai arti yang luas,
meliputi tingkah laku yang nyata (eksplitasi; terbuka) seperti berbicara,
membaca, tertawa, melompat, dan sebagainya dan tingkah laku yang tak nyata
(implitasi; tertutup) seperti berfikir, mengingat, merasakan, menghendaki, dan
sebagainya. Tingkah laku yang tak nyata itu merupakan proses yang tidak dapat
di amati. Karena gejala-gejalanya dalam bentuk berfikir, mengingat merasakan,
berkehendak, dan sebagainya, maka tingkah laku yang tak nyata itu berubah jadi
tingkah laku nyata itu berubah menjadi tingkah laku nyata atau tingkah laku
terbuka. Psikologi lebih banyak dikaitkan sebagai ilmu pengetahuan yang
berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan
juga bagaimana memahami bagaimana manusia berfikir dan berperasaan.
Sedangkan belajar itu sendiri secara sederhana dapat diberi
definisi sebagai aktifitas yang dilakukan individu secara sadar untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah di pelajari dan sebagai hasil
dari interaksinya dengan lingkungan sekitar. Perkembangan dalam arti belajar,
dipahami sebagai perubahan yang relatif permanen pada aspek psikologis.
Individu yang berubah karena gila, mabuk, atau cedera fisik, bukanlah termasuk
kategori belajar, walaupun mempengaruhi jiwanya untuk sementara. Jadi,
psikologi adalah sebuah disiplin psikologi yang berisi teori-teori psikologi
mengenai belajar, terutama mengupas bagaimana cara individu belajar atau
melakukan pembelajaran.
B.
Ruang Lingkup Psikologi Belajar
Sebagai sebuah disiplin ilmuyang merupakan cabangdari psikologi,
yang kajiannya dikhususkan pada masalah belajar memiliki ruang lingkup di
sekitar masalah belajar saja. Jangan bingung bila ruang lingkup psikologi
belajar terdapat juga dalam kajian psikologi pendidikan. Karena memang
psikologi pendidikan sebagai ilmu terapan (applied science) berusaha
menerangkan masalah belajar menurut prinsip-prinsip dan fakta-fakta mengenai
tingkah laku manusia yang telah di tentukan secara ilmiah. Karenanya masalah
belajar mendapat sorotan yang besar dalam psikologi pendidikan.
Psikologi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga pokok bahasan, yaitu masalah belajar, proses belajar,
dan situasi belajar.
1.
Pokok
Bahassan Mengenai Belajar
a)
Teori-teori
belajar
Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis
mengenai teori-teori
belajar, yaitu:
teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan
teori belajar konstruktivisme.
b)
Prinsip-prinsip
belajar
c)
Hakikat
belajar
d)
Jenis-jenis
belajar
e)
Aktivitas-aktivita
belajar
f)
Belajar
efektif
g)
Karakteristik
perubahan hasil belajar
h)
Manifestasi
perilaku belajar
i)
Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar
2.
Pokok
Bahasan Mengenai Proses Belajar
a)
Tahapan
perbuatan belajar
b)
Perubahan-perubahan
jiwa yang terjadi selama belajar
c)
Pengaruh
pengalaman belajar terhadap perilaku individu
d)
Pengaruh
motivasi terhadap perilaku belajar
e)
Siknivikasi
perbedaan individual dalam kecepatan memproses kesan dan keterbatasan kapasitas
individu dalam belajar
f)
Masalah
proses lupa dan kemampuan individu memproses perolehannya melalui transfer
belajar.
3.
Pokok
Bahasan Mengenai Situasi Belajar
a)
Suasana
dan keadaan lingkungan fisik
b)
Suasana
dan keadaan lingkungan non fisik
c)
Suasana
dan keadaan lingkungan sosial
d)
Suasana
dan keadaan lingkungan non sosial
C.
Metode Psikologi Belajar
Ada beberapa metode riset yang sudah lazim digunakan dalam
psikologi, yaitu sebagai berikut.
1)
Metode
Eksperimen (Eksperimental Method)
Maksud di lakukannya eksperimen dalam psikologi adalah untuk
menguji keyakinan atau pendapat tentang tingkah laku manusia dalam situasi atau
kondisi tertentu. Dengan kata lain
eksperimen dilakukan dengan anggapan bahwa semua situasi atau kondisi dapat
dikontrol dengan teliti, yang keadaannya berbeda dari observasi yang
terkontrol. Melalui usaha eksperimen demi eksperimen kemudian
kebenaran-kebenaran psikologis yang semula didasarkan atas terkaan, pemikiran,
dan renungan, saat ini didasarkan atas percobaan-percobaan(eksperimen). Untuk
mendukung pelaksanaan eksperimen, paling tidak menggunakan dua kelompok yang
diperbandingkan. Kelompok pertama sebagai kelompok “kontrol” dan kelompok kedua
sebagai kelompok “eksperimen”. Studi eksperimen, selain dilakukan dilapangan,
yaitu dalam suasana kelas, juga digunakan di laboraturium untuk individu atau
sekelompok individu dan hewan.
2)
Metode
Observasi
Metode Observasi adalah metode untuk mempelajari gejala kejiwaan
melalui pengamatan dengan sengaja, teliti, dan sistematis. Sejauh yang dapat
dilakukan, observasi bisa dibedakan menjadi dua, yaitu metode instrospeksi dan
metode ekstrospeksi.
a.
Metode
instropeksi
Metode
Introspeksi adalah metode untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaan dengan jalan
meninjau gejala-gejala jiwa sendiri secara sengaja, teliti, dan sistematis.
Dalam melakukan instropeksi (intro = ke dalam; spectare = melihat) tak mungkin memberi hasil yang baik, karena tidak
ada orang yang dapat mempelajari peristiwa-peristiwa jiwanya sendiri secara
objektif. Keberatan-keberatan terhadap metode introspeksi adalah bahwa
introspeksi yang diselidiki hanya sebagian yang disadari saja. Sedangkan bagian
yang tidak di sadari tidak ikut diselidiki, juga hal yang dapat merendahkan
diri sendiri terkadang disembunyikan karena malu dan sebagainya.
b.
Metode
Ekstropeksi
Metode
Ekstropeksi adalah metode untuk memplajari gejala-gejala kejiwaan dengan jalan
mempelajari peristiwa-peristiwa jiwa orang lain dengan teliti dan sistematis.
Atau metode yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis oleh satu atau lebih
dari seorang. Dengan sengaja artinya pengamatan itu dilakukan dengan sadar dan
tujuan yang jelas. Sedangkan dengan sistematis artinya pengamatan itu dilakukan
dengan terencana dan dengan cara-cara tertentu yang telah disiapkan
sebelumnya.penggunaan metode ini dapat dimanfaatkan untuk membantu mendiagnosa
kesulitan anak belajar disekolah.
3)
Metode
Genetik (The Genetic Method)
Metode
ini, juga disebut metode perkembangan (development method) merupakan teknik
observasi yang digunakan untuk meneliti masa pertumbuhan mental dan fisik anak
dan juga hubungannya dengan anak-anak lain dan orang-orang dewasa, yakni
perkembangan sosialnya, kemudian dicatat dengan cermat. Pendekatan bisa
menempuh satu atau dua pendekatan sekaligus, yaitu cross-sectioonal
(horizontal) dengan longitudinal(vertikal).pendekatan cross-sectional
(horizontal) digunakan untuk memperoleh dua data, misalnya, mengenai
pertumbuhan kecerdasan, gerak, dan perasaan anak sejak lahir sampai masa
tertentu. Sedangkan pendekatan longitudinal, antara lain dianggap tidak praktis
dan bahkan sulit dilaksanakan. Sekalipun kedua pendekatan tersebut dapat
dihasilkan data yang lebih valid, khususnya berhubungan dengan
perubahan-perubahan pada umumnya, namun keduanya mengandung kelemahan, terutama
pendekatan longitudinal, antara lain dianggap tidak praktis dan bahkan sullit
dilaksanakan.
4)
Metode
Riwayat Hidup atau Klinis
Metode
riwayat hidup adalah untuk menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dengan jalan
jalan mengumpulkan riwayat hidup sebanyak-banyaknya, baik yang ditulis sendiri
maupun yang ditulis oleh orang lain. Dalam penyelidikan ini buku-buku harian
dan kenang-kenangan besar sekali manfaatnya. Studi lewat metode riwayat hidup
(the case history) ini biasanya penerapannya terbatas untuk mencoba memecahkan
kesulitan-kesulitan belajar yang benar-benar dihadapi pelajar. Jadi, pendekatan
ini pada pokoknya, tidak berhubungan dengan prinsip-prinsip psikologis atau
pendidikan. Dan sebliknya, tujuan satu-satunya adalah diagnosis atau tretment.
Oleh
sebab itu, studi kasus yang disusun secara hati-hati, sudah tentu akan
memasukkan data mengenai latar belakang keluarga dan sosial, kesehatan jasmani
dan perkembangan emosi, serta pengalamana pendidikan. Termasuk pula minat,
hobi, dan kegiatan individu di masa sekarang, yang semuanya relevandengan
masalh yang hendak dipecahkan. Namun metode ini juga memiliki kelemahan, antara
lain tidak seluruh kejadian di masa lalu akan tetap dapat di ingat, sehingga
keterangan-keterangan yang diberikan boleh jadi tidak objektif. Akibat lebih
lanjut, kesimpulan yang ditarik pun akan jauh dari kebenaran.
5)
Metode
Tes
Tes
adalah suatu alat yang didalamnya berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab
atau perintah-perintah yang harus dikerjakan, untuk mendapatkan gambaran
tentang kejiwaan seseorang atau sekelompok orang. Tes merupakan instrumen riset
yang penting dalam psikologi masa sekarang. Ia digunakan untuk mengukur semua
jenis kemampuan minat, bakat, prestasi, sikap, dan ciri kepribadian. Tes
memungkinkan ahli jiwa memperoleh data dalam jumlah besar dari orang-orang
tanpa banyak gangguan atas kebiasaan mereka sehari-haritanpa memerlukan
perlengkapan laboraturium yang rumit. Pada umumnya suatu tes mengemukakan suatu
situasi yang seragam pada sekelompok orang yang berbeda-beda pada aspek-aspek
yang relevandengan situasi tersebut.
Tidak
ada metode yang digunakan dalam psikologi belajar yang sratus persen baik,
begitu pun sebaliknya. Untuk itu, dalam praktek, para ahli sering menggunakan
lebih dari satu metode agar bisa saling melengkapi dan sekaligus data yang
dihasilkan dapat dipercaya.dari laporan inilah pada gilirannya dapat ditelaah
dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan praktek. Lebih-lebih sudah berulang
kali diuji dan dibuktikan, yang kemudian melahirkan prinsip-prinsip yang secara
empiris dapat dibenarkan dan dapat pula disampaikan secara efektif, sebagai
salah satu persiapan kepada mereka yang berprofesi sebagai guru.
D.
Manfaat Mempelajari Psikologi
Psikologi belajar adalah sebuah disiplin ilmu yang memberikan
wawasan kepada guru dan calon guru mengenai siapa anak didik dan bagaimana cara
belajarnya. Hal-hal lain yang berhubungan dengan aktifitas belajar anak didik,
juga dibicarakan di dalamnya. Semua itu penting untuk diketahui oleh guru dan
calon guru dan berbagai manfaatnya bagi kepentingan pembelajaran disekolah
tempat mengabdikan diri. Oleh karena itu, dalam konteks ini, ada beberapa
manfaat yang dapat dipetik setelah mempelajari psikologi belajar, sebagai
berikut.
a.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahuan tentang hakikat siapa anak didik dan bagaimana cara
belajarnya, hakikat umum belajar dan syarat-syaratnya yang diperlukan agar
peristiwa belajar dapat berjalan dengan baik, yang dapat dimanfaatkan dalam
pengambilan kebijakan pembelajaran.
b.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahuan tentang teori-teori, prinsip-prinsip dan ciri-ciri
khas perilaku belajar individu anak; yang dapat dimanfaatkan dalam memahami
masalah belajar anak. Strategi belajar mengajar yang diperlukan pun menjadi
lebih adabtable dan jauh dari dominasi guru.
c.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahuan bahwa setiap anak berbeda sebagai individu dalam
belajar, yang mana dapat dimanfaatkan untuk melakukan pendekatan yang
tepatdalam kegiatan belajar mengajar sesuai potensi individu anak masing-masing.
d.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahuan tentang belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
yang dapat dimanfaatkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif
lagi kreatif dalam rangka meningkatkan hasil belajr yang optimal.
e.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahhuan bahwa pembawaan merupakan potensi anak yang
tersedia yang dapat dirubah dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif
di dalam kelas.
f.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahuan tentang
berbagai masalah yang berkaitan dengan teori-teori, prinsip-prinsip, dan
fungsi, serta teknik motivasi belajar, yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
pemberian motivasi kepada anak didik yang tidak atau kurang bergairah dalam
belajar, sehingga diharapkan anak didik terlibat langsung dalam belajar.
g.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahuan tentang hubungan antara tingkat kematangan dengan
kesiapan belajar anak, yang dapat dimanfaatkan oleh dengan tidak memaksakan
kehendak sendiri kepada anak didik untuk dipaksa belajar, padahal anak didik
belum siap belajar.
h.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahuan tentang kepastian belajar anak pada stadium umur
tertentu, yang dapat dimanfaatkan dalam rangka pengalokasian waktu belajar dan
sebagai bahan pertimbangan sampai sejauh mana tingkat keluasan dan kedalaman
materi yang diprogramkan dalam kurikulum, sehingga dapat memperkecil tingkat
kesulitan belajar anak didik dalam menyerap, mengolah, dan menyimpan informasi
dalam memori otak.
i.
Dapat
diperoleh ilmu tentang masalah lupa dan faktor-faktor penyebabnya, yang dapat
dimanfaatkan dalam rangka manajemen pembelajaran yang kondusif dengan tujuan
informasi baru yang dapat diserap, diolah, dan disimpan dengan baik dan tidak
membuat anak didik melupakan informasi lama yang telah tersimpan dalam memori
otak.
j.
Dapat
diperoleh ilmu pengetehuasn tentang maslah transfer belajar, yang dapat
dimanfaatkan untuk membantu anak didik untuk mentransfer perolehannya ke dalam
situasi lain, sehingga penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran
betul-betul mantap dan bermakna.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Psikologi
belajar adalah sebuah disiplin ilmu yang memberikan wawasan kepada guru dan
calon guru mengenai siapa anak didik dan bagaimana cara belajarnya. Hal-hal
lain yang berhubungan dengan aktifitas belajar anak didik, juga dibicarakan di
dalamnya. Semua itu penting untuk diketahui oleh guru dan calon guru dan berbagai
manfaatnya bagi kepentingan pembelajaran disekolah tempat mengabdikan diri.
Oleh karena itu, dalam konteks ini, ada beberapa manfaat yang dapat
dipetik setelah mempelajari psikologi belajar, sebagai berikut.
a.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahuan tentang hakikat siapa anak didik dan bagaimana cara
belajarnya.
b.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahuan tentang teori-teori, prinsip-prinsip dan ciri-ciri
khas perilaku belajar individu anak.
c.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahuan bahwa setiap anak berbeda sebagai individu dalam
belajar.
d.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahuan tentang belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
e.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahhuan bahwa pembawaan merupakan potensi anak yang tersedia
yang dapat dirubah.
f.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahuan tentang
berbagai masalah yang berkaitan dengan teori-teori, prinsip-prinsip, fungsi dan
teknik motivasi belajar.
g.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahuan tentang hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan
belajar anak.
h.
Dapat
diperoleh ilmu pengetahuan tentang kepastian belajar anak pada stadium umur
tertentu.
i.
Dapat
diperoleh ilmu tentang masalah lupa dan faktor-faktor penyebabnya.
j.
Dapat
diperoleh ilmu pengetehuasn tentang maslah transfer belajar.
TEORI BELAJAR >> Teori Belajar
Menurut Para Ahli | belajarpsikologi.com