Recent Post

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 25 Desember 2013


STRATEGI PEMBELAJARAN

Pengertian Keberhasilan
Keberhasilan belajar pada dasarnya merupakan perubahan positif selama dan sesudah proses belajar mengajar dilaksanakan. Keberhasilan ini antara lain dapat dilihat dari keterlibatan peserta ddidik secara aktif dalam proses pembelajaran dan perubahan positif yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses belajar mengajar tersebut. Keterlibatan peserta didik tersebut tidak dapat dilihat dari segi fisiknya saja, melainkan yang lebih penting adalah dari segi intelektual dan emosional. Selain itu, keberhasilan belajar mengajar juga dapat dilihat dari dua segi. Dari segi guru dalam mengajar dan ketepatan guru memilih bahan ajar, media dan alat pengajaran dan juga dari segi murid yang mempunyai keinginan yang kuat pada diri setiap siswa untuk belajar mandiri yang mengarah pada terjaddinya peningkatan baik pada terjadinya peningkatan baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Namun ada juga yang menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku pada saat ini. Untuk itu dapat dikatakan bahwa menurut penulis “suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan intruksional khusus (TIK)-nya dapat tercapai.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu bahasa kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang ingin dicapai. Fungsi penilaian ini adalah untuk memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil.

B.    Indikator Keberhasilan
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai berikut:
1.     Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik sebacara individual maupun kelompok.
2.     Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.



C.    Penilaian Keberhasilan
Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berikut:
1.     Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu  dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
2.     Tes Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes subsumatiif ini diimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
3.     Tes Sumatif
Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa  dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.

D.    Tingkat Keberhasilan
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:
·       Istimewa/maksimal    :Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.
·       Baik sekali/optimal    :Apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
·       Baik/minimal             :Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d 75% saja dikuasai oleh siswa.
·       Kurang                        :Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.
Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam pelajaran dan persentase keberhasilan siswa dalam mencapai TIK tersebut, dapatlah diketahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan siswa dan guru.

E.     Program Perbaikan
Taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai upaya. Pengukuran tentang taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar ini ternyata berperan penting. Karena itu, pengukurannya harus betul-betul syahih (valid), andal (reliable), dan lugas (objective). Hal ini mungkin tercapai bila alat ukurannya berdasarkan kaidah, aturan, hokum atau ketentuan penyusunan butir tes.
Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.      Mengulang pokok bahasan seluruhnya
b.     Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
c.      Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama-sama
d.     Memberikan tugas-tugas khusus

F.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan
Jika ada guru yang mengatakan bahwa dia tidak ingin berhasil dalam mengajar, adalah ungkapan seorang guru yang sudah putus asa dan jauh dari kepribadian seorang guru. Mustahil setiiap guru tidak ingin berhasil dalam mengajar. Apalagi jika guru itu hadir ke dalam dunia pendidikan berdasarkan tuntutan hati nurani. Panggilan jiwanya pasti merintih atas kegagalan mendidik dan membina anak didiknya.
Betapa tingginya nilai suatu keberhasilan, sampai-sampai seorang guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajarnya dengan baik dan sistematik. Faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar sangat bergantung dari hal-hal berikut, yaitu:
1.     Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajaran. Sedikit banyaknya perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru,  dan secara langsung guru mempengaruhi kegiatan belajar anak didik. Guru dengan sengaja menciptakan lingkungan belajar guna mencapai tujuan. Jika kegiatan belajar anak didik dan kegiatan mengajar guru bertentangan, dengan sendirinya tujuan pengajaran pun gagal untuk dicapai.
Karena sebagai pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam setiap kali kegiatan belajar mengajar, maka guru selalu diwajibkan merumuskan tujuan pembelajarannya.

2.     Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan latar belakang kehidupan sebelum mereka menjadi guru. Kepribadian guru diakui sebagai aspek yang tidak bias dikesampingkan dari kerangka keberhasilan belajar mengajar untuk mengantarkan anak  didik menjadi  orang yang berilmu pengetahuan dan berkepribadian. Guru yang bukan berlatar belakang pendidikan keguruan dan ditambah tidak berpengalaman mengajar, akan banyak menemukan masalah di kelas.

3.     Anak Didik
Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang tuanyalah yang memasukkannya untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan di kemudian hari. Tanggung jawab guru tidak hanya terdapat seorang anak, tetapi dalam jumlah yang cukup banyak. Kepribadian mereka ada yang pendiam, ada yang periang, ada yang suka bicara, ada yang kreatif, ada yang keras kepala, ada yang manja, dan sebagainya.
Dengan demikian, dapat diyakini bahwa anak didik adalah unsure menusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar berikut hasil dari kegiatan itu, yaitu keberhasilan belajar mengajar.

4.     Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak didik yang belajar. Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar anak didik. Anak didik adalah orang yang digiring ke dalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh guru.
Strategi penggunaan metode mengajar amat menentukan kualitas hasil belajar mengajar. Hasil pengajaran yang dihasilakan dari penggunaan metode ceramah tidak sama dengan hasil pengajaran yang dihasilkan dari penggunaan metode Tanya jawab atau metode diskusi. Jarang ditemukan guru hanya menggunakan satu metode dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Hal ini disebabkan rumusan tujuan yang guru buat tidak hanya satu, tetapi bias lebih dari dua rumusan tujuan.

5.     Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang sudah dipelajar oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Biasanya bahan pelajaran  itu sudah dikemas dalam bentuk buku paket untuk dikonsumsi oleh anak didik. Setiap anak didik dan guru wajib mempunyai buku paket  tersebut guna kepentingan kegiatan belajar mengajar di kelas. Alat-alat evaluasi yang umumnya digunakan tidak hanya benar-salah (true-false) dan pilihan ganda (multiple-choice), tapi juga menjodohkan (matching), melengkapi (completion), dan essay.

6.     Suasana Evaluasi
Selain factor tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, serta bahan dan alat evaluasi, factor suasana evaluasi juga merupakan factor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas. Semua anak didik dibagi menurut kelas masing-masing. Kelas I, kelas II dan kelas III dikumpulkan menurut tingkatan masing-masing. Besar kecilnya jumlah anak didik yang dikumpulkan di dalam kelas akan mempengaruhi suasana kelas. Sekaligus mempengaruhi suasana evaluasi yang dilaksanakan.
Sikap yang merugikan pelaksanaan evaluasi dari seorang pengawas adalah membiarkan anak didik melakukan hubungan kerja sama di antara anak didik. Pengawas seolah-olah tidak mau tau apa yang dilakukan oleh anak didik selama ulangan. Tidak peduli apakah anak didik nyontek, membuka kertas kecil yang berisi catatan yang baru diambil dari balik pakaian, atau membiarkan anak didik bertanya jawab dalam upaya mendapatkan jawaban yang benar. Lebih merugikan lagi  adalah sikap pengawas yang dengan sengaja menyuruh anak didik membuka buku atau catatan untuk mengatasi ketidakberdayaan anak didik dalam menjawab item-item soal.  Suasana evaluasi yang demikian tentu saja, disadari atau tidak, merugikan anak didik untuk bersikap jujur dengan sungguh-sungguh belajar dirumah dalam mempersiapkan diri menghadapi ulangan.
Dapak di kemudian hari dari sikap pengawas yang demikian itu adalah mengakibatkan anak didik kemungkinak besar malas belajar dan kurang memperhatikan penjelasan guru ketika belajar mengajar berlangsung. Hal inilah yang seharusnya tidak boleh terjadi pada diri anak didik. Inilah dampak yang merugikan terhadap keberhasilan belajar mengajar.

G.    Keberhasilan Belajar Mengajar Menurut Ajaran Islam
Didalam sumber ajaran islam, Al-Quran dan Al-Sunnah di jumpai berbagai isyarat dan petunjuk yang menggambarkan adanya keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Di antaranya adalah sebagai berikut :
1.     Mengukur keberhasilan belajar mengajar dari segi penguasaan pengetahuan kognitif, sebagaimana yang di perlihat dalam surah Al-Baqorah ayat 30-32 yang menggambarkan tentang keberhasilan Nabi Adam AS.
2.     Mengukur keberhasilan belajar mengajar dari segi ranah afektif, sebagaimana yang terlihat pada surah ayat yang menceritakan tentang Nabi Musa AS.
3.     Mengukur kebrhasilan pengajaran dari segi Psikomotorik sebagai mana terlihat pada surah dan ayat yang menceritakan kemampuan Nabi Nuh AS.
4.     Kemampuan Spiritual, sebagaimana yang terlihat pada surah Yusuf ayat yang menceritakan tentang kemampuan Nabi Yusuf AS.
5.     Kemampuan mengendalikan emosi yang negatif, sebagaimana yang terlihat pada surah ayat yang menceritakan tentang kesabaran Nabi Ayub AS dalam menerima ujian dari Allah SWT.
6.     Kemampuan menumbuhkan kepedulian dan kepekaan untuk mempertahankan nilai-nilai luhur yang universal sebagaimana terlihat pada surah ayat yang menceritakan tentang kesediaan Ashab Al- Ukhdud untuk rela mati membela kebenaran.
7.     Kemampuan menumbuhkan rasa empati, kepekaan, dan kepeduliaan sosial untuk membantu sesama saudaranya dalam berbagai keadaan senang maupun susah, sebagaimana yang diperlihatkan dalam surah ayat tentang kerelaan kaum Anshor membagi harta benda dan lainnya kepada kaum muhajirin.
8.     Kemampuan dan ketinggian spritualitas Nabi Isa As ketabahan Nabi Yunus As, keberaniaan Nabi Daud AS, kepasrahan Nabi Ismail AS, ketabahan Nabi Ibrahim AS ketika menghadapi siksaan dari raja Namrudz.

Minggu, 10 November 2013

Media Pembelajaran



 A.    Pengertian Media dan Produksi Media
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat menyalurkan pikiran, perasaan, kepada audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Jadi, pada intinya media berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan Produksi media merupakan segala upaya yang dilakukan untuk menciptakan dan mengolah (produksi) media (benda visual maupun non visual) dengan cara mempergunakan segala sumber daya (tenaga, pikiran, dan dana). Produksi media pendidikan berupa gambar yakni upaya yang dilakukan untuk membuat media (alat bantu) berupa gambar.
Media gambar termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan, dimana pesan dituangkan melalui lambang atau simbol komunikasi visual. Menurut Arief S. Sadiman(1986) simbol-simbol tersebut harus difahami benar, artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digambarkan.
Media gambar mempunyai jenis yang bermacam-macam, beberapa diantaranya adalah: Media Bagan, Grafik, Diagram, Poster, Karikatur dan Kartun, Media Gambar atau Foto, Media Gambar Sederhana dengan Garis Lingkaran, dan Media Komik.
 
B.    Media Pembelajaran Gambar
1.     Media Bagan (Chart)
Media bagan (chart) adalah suatu media pengajaran yang penyajiannya secara diagramatik dengan menggunakan lambang-lambang visual untuk mendapatkan sejuimlah informasi yang menunjukkan perkembanagan ide, objek, lembaga, orang, keluarga ditinjau dari sudut waktu dan ruang.[1]
2.     Media Grafik (Graph)
Grafik (Graph) merupakan gambar sederhana yang disusun menurut prinsip matematika dengan menggunakan data berupa angka-angka. Grafik juga mengandung ide, objek, dan hal-hal yang dinyatakan dengan simbol dan disertai dengan keterangan-keterangan secara singkat. Fungsinya adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti menerangkan perkembangan atau perbandingan suatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.
3.     Media Diagram
Media diagram merupakan susunan garis-garis dan menyerupai peta daripada gambar. Diagram sering juga digunakan untuk meningkatkan letak bagian-bagian sebuah alat atau mesin serta hubungan satu bagian dengan bagian yang lain.
4.     Poster
Poster merupakan gabungan antara gambar dan tulisan dalam suatu bidang yang memberikan informasi tentang satu ide atau dua ide pokok, poster hendaknya dibuat dengan gambar dekoratif dan huruf yang jelas. Ciri-ciri poster yang baik yakni : sederhana, menyajikan satu ide, dengan slogan yang ringkas, gambar dan tulisan yang jelas, serta mempunyai komposisi dan variasi yang bagus.[2]
5.     Karikatur dan Kartun
Karikatur dan kartun merupakan garis yang dicoret dengan spontan yang menekankan kepada hal-hal yang dianggap penting, beda antara poster dan karikatur terletak pada: Karikatur kadang-kadang lebih menggigit dan kritis. Coretan-coretan pada karikatur, misalnya coretan pada wajah manusia yang mirip dengan yang dikarikaturkan memberikan pesan politis.[3]
Sedangkan kartun ide utamanya adalah menggugah rasa lucu dan kesan utamanya adalah senyum dan ketawa. Kesan kritis dan humor yang diberikan karikatur dan kartun menyebabakan informasi yang disampaiakan tahan lama dalam ingatan anak.
6.     Media Gambar atau Foto
Foto merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Foto ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan realistis. Informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan mudah karena hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui foto yang diperlihatkan kepada anak-anak, dan hasil yang diterima oleh anak-anak akan sama. Foto ini dapat mengatasi ruang dan waktu dimana sesuatu yang terjadi di tempat lain dapat dilihat oleh orang yang berada jauh dari tempat kejadian dalam bentuk setelah kejadian itu berlalu.
7.     Media Gambar Sederhana dengan Garis Lingkaran
Bagi guru yang kurang pandai dapat mempergunakan gambar sederhana dalam menerangkan materi pelajaran hanya dengan membuat garis dan lingkaran (stick figure). Gambar semacam ini digunakan hampir untuk semua tingkat pelajaran atau kecerdasan.
Penggunanya tidak saja menarik perhatian dan memperjelas ide atau informasi yang dikemukakan. Gambar yang terdiri dari garis dan lingkaran ini merupakan alat yang ampuh untuk menyingkirkan hambatan buta huruf dan kesukaran bahasa.
8.     Media Komik
Media komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah difahami. Oleh sebab itu media komik dapat berfungsi sebagai media yang informatif dan edukatif. Walaupun demikian penggunakan komik sebagai media pengajaran, guru harus hati-hati sebab sering kali lebih bersifat komersil tanpa mempertimbangkan akibat yang ditimbulkannya.[4]
9.     Transparansi
Transparansi merupakan gambar atau film besar yang diproyeksikan oleh penyaji (guru) untuk menvisualisasikan konsep, proses, fakta, statistik, kerangka outline, atau ringkasan di depan kelompok kecil atau kelompok besar.
Dalam proses penataan gambar harus memperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu yakni: Prinsip kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan keseimbanagna. serta unsur-unsur visual yang perlu dipertimbangkan ialah bentuk, garis, ruang,tekstur, dan warna.

C.    Media Pembelajaran Elektronik
1.     Komputer
Komputer yang menurut ejaan aslinya “computer” berasal dari kata “to compute” yang artinya menghitung. Jadi komputer bila diartikan secara harfiah adalah “alat hitung”. Sedangkan pengertian komputer yaitu alat elektronik yang dapat mengolah data dengan perantaraan program dan memberikan hasil pengolahan.Sekarang bagaimana komputer bila digunakan dalam dunia pendidikan.
Ternyata dari dulu hingga sekarang komputer masih sangat dibutuhkan dalam membantu meringankan beban aktivitas manusia.Komputer adalah hasil teknologi modern yang membuka kemungkinan-kemungkinan yang besar sebagai alat pendidikan, sebagai contoh “Computer-Assisted Instruction” (CAI) yang telah di kembangkan dalam berbagai format, yaitu tutorial, drill and practice, simulasi dan permainan intruksional.[5]
Adapun kelebihannya adalah dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, tingkat kecepatan belajar dapat di sesuaikan, dapat mendukung peralatan lain seperti CD player, video tape, audio tape.
Sedangkan kekurangannya adalah harganya yang relatif mahal, harus diperlukan kemampuan khusus dalam menggunakanya, dapat mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa.

2.     Overhead Projector(OHP)
Proyektor overhead merupakan jenis perangkat keras yang sangat sederhana, terdiri atas sebuah kotak dengan bagian atasnya sebagai landasan yang luas untuk meletakkan materi pengajaran.OHP merupakan salah satu teknologi yang digunakan di kelas. Pendidik dapat mempresentasikan pelajaran menggunakan transparansi berwarna dan bermakna yang bisa menarik perhatian Peserta didik dengan segara. Menggunakan proyektor dan komputer sangat bermanfaat. Pendidik bisa menunjukkan kepada Peserta didik beberapa dokumentasi, film dan presentasi powerpoint.
Adapun kelebihanya adalah pentula proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada ruangan yang terang, dapat menjangkau kelompok yang besar, transparansi dapat mudah dibuatsendiri oleh guru, mudah dalam pengoperasian.
Adapun kelemahanya hampir sama dengan komputer, karena termasuk media elektronik harganya yang relatif mahal, harus memiliki tehnik khusus untuk pengaturan baik dalam hal penyajian maupun penyimpanan.
3.     Rekaman Audio Tape
Pesan dalam isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali pada saat yang di ingikan. Pesan dan isi pesan itu di maksudkan  untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar.
Materi rekaman audio tape adaah cara ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran atau jenis informasi tertentu. Rekaman dapat disiapkan untuk kelompok siswa. Menurut Sudjana dan Rivai (1991:130) mengemukakan hubungan media audio dengan pengembangan keterampilan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Adapun keterampilan yang dapat dicapai dengan  penggunaan media ini adalah:
a)     Pemusatan perhatian
b)     Mengikuti pengarahan
c)     Melatih dan analisis
d)     Menentukan arti dari konteks
e)     Memilah-milah informasi atau gagasan.[6]
Adapun kelebihanya adalah harganya cenderung terjangkau, rekaman dapat di gandakan untuk keperluan perorangan, dapat digunakan di lain pertemuan, dan pengoperasianya yang mudah.Sedangkan kekurangannya adalah sulitnya menentukan lokasi suatu pesan, kecepatan merekam dan melakukan pengatura trek yang bermacam-macam yang memungkinkan menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda.
4.     Film atau Video
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dimana frame demi frame di proyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis, sehingga pada layar itu terlihat gambar hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang continue.
Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak besama-sama dangan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kedua jenis media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi dan pendidikan. Media ini dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyikap dan memperpanjang waktu dan mempengarhi sikap.
5.     Televisi
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup  bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kedalam glombang cahaya kembali yang dapat dilihat dan dapat di dengar suaranya.
Dewasa ini televisi dimanfaatkan untuk keperluan dibidang pendidikan. Televisi pendidikan adalahpenggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkanya. Televisi pendidikan tidak hanya bersifat menghibur, akan tetapi lebih ke dalam mendidik. Adapun ciri-cirinya antara lain adalah:
a)     Dituntun oleh instruktur melalui pengalaman-pengalaman visual
b)     Sistematis siaran berkaitan dengan mata pelajaran
c)     Teratur dan berurutan
d)     Terpadu.[7]
Kelebihan dari media televisi adalah:
a)     Dapat memancarkan berbagai macam jenis bahan audio visual termasuk gambar diam, film, objek, spesimen, dan drama.
b)     Televisi bisa mnyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi sisawa.
c)     Dapat membawa dunia nyata kerumah, sekolah, kelas-kelas seperti orang, tempat-tempat dan peristiwa-peristiwa melalui penyiaran langsung.
d)     Telavisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
e)     Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh didunia nyata, misalnya ekspresi wajah.
Kelemahan media televisi adalah:
a)     Hanya mampu menyajiakan komunikasi satu arah.
b)     Guru tidak memiliki kesempatan untuk merivi film  sebelum di siarkan.
c)     Layar televisi tidak mampu menjangkau kelas besar, sehingga sulit bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.

Keberhasikan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektifitas bahan-bahan gambar tersebut. Hal ini hanya dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi objek, konsep, informasi, atau situasi.


[1]Asnawir, M.Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran. hal 33
[2]Ibid, hal 44
[3]Asnawir, M.Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran. hal47
[4]Asnawir, M.Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran. hal 55
[5]Azhar Arsyad. Media Pebelajaran. hal53
[6]Azhar Arsyad. Media Pebelajaran. hal 45
[7]Azhar Arsyad. Media Pebelajaran. hal 51